Lahir,
tumbuh dan berkembangnya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan
kemerdekaan Republik Indonesia sejak Proklamasi.
Kemerdekaan Indonesia,
Polri telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks.
Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang,
Polri juga terlibat langsung dalam pertempuran melawan penjajah
dan berbagai operasi militer bersama-sama satuan angkatan bersenjata
yang lain.
Kondisi seperti ini dilakukan oleh Polri karena Polri
lahir sebagai satu-satunya satuan bersenjata yang relatif lebih
lengkap.
Hanya
empat hari setelah kemerdekaan, tepatnya tanggal 21 Agustus 1945,
secara tegas pasukan Polisi segera memproklamirkan diri sebagai
Pasukan Polisi Republik Indonesia dipimpin oleh Inspektur Kelas
I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin di Surabaya, langkah awal
yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata
terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan
semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan
bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang
panjang.
Tanggal
29 September 1945 tentara sekutu yang didalamnya juga terdapat
ribuan tentara Belanda menyerbu Indonesia dengan dalih ingin melucuti
tentara Jepang. Pada kenyataannya pasukan sekutu tersebut justru
ingin membantu Belanda menjajah kembali Indonesia. Oleh karena
itu perang antara sekutu dengan pasukan Indonesiapun terjadi dimana-mana.
Klimaksnya terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945, yang dikenal
sebagai "Pertempuran Surabaya". Tanggal itu kemudian
dijadikan sebagai hari Pahlawan secara Nasional yang setiap tahun
diperingati oleh bangsa Indonesia Pertempuran
10 Nopember 1945 di Surabaya menjadi sangat penting dalam sejarah
Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur, tetapi
lebih dari itu karena semangat heroiknya mampu menggetarkan dunia
dan PBB akan eksistensi bangsa dan negara Indonesia di mata dunia.
Andil pasukan Polisi dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat
ketika itupun sangat besar dalam menciptakan keamanan dan ketertiban
didalam negeri, Polri juga sudah banyak disibukkan oleh berbagai
operasi militer, penumpasan pemberontakan dari DI & TII, PRRI,
PKI RMS RAM dan G 30 S/PKI serta berbagai penumpasan GPK.
Dalam
perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan
global, Polri bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam
negeri, akan tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan
dan ketertiban regional maupun internasional, sebagaimana yang di
tempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta pasukan-pasukan Polisi,
termasuk Indonesia, untuk ikut aktif dalam berbagai operasi kepolisian,
misalnya di Namibia (Afrika Selatan) dan di Kamboja (Asia).