Sejumlah 982 taruna Akademi TNI dan Akademi Kepolisian diwisuda dalam upacara tersebut, dengan rincian prajurit taruna Akmil 449 orang, prajurit taruna AAL 190 orang, prajurit taruna AAU 140 orang dan bhayangkara taruna Akpol 203 orang.
Dalam sambutannya Kapolri menyatakan pendidikan dasar yang dilaksanakan merupakan pendidikan dasar terintegrasi kemitraan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.“Pendidikan dasar taruna akademi TNI dan Akademi Kepolisian ini, merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara TNI dan Polri untuk melaksanakan pendidikan dasar taruna di dalam satu wadah,†jelas Kapolri dalam sambutannya, Kamis (28/10).Kegiatan yang bersifat sinergitas itu, tambah Jenderal Listyo, akan terus dikembangkan selama empat tahun pendidikan di akademi. Berbagai kegiatan integrasi taruna dilaksanakan dalam berbagai event kegiatan hingga nantinya para taruna dilantik bersama menjadi perwira oleh Presiden RI.“Sinergitas dan soliditas ini akan terus didorong dari awal dan sampai kapan pun. Tentunya ini menjadi kekuatan yang harus terus dipelihara. Karena kunci utama untuk sukses dalam menghadapi berbagai ancaman seperti ancaman terhadap kedaulatan negara baik dari dalam maupun luar negeri adalah sinergitas dan soliditas,
â€Oleh karena itu, lanjut Jenderal Listyo, sinergitas dan soliditas yang dibentuk sejak pendidikan dasar ini, harus dimanfaatkan para taruna sebelum mereka nantinya terjun ke medan pengabdian yang sesungguhnya.“Pendidikan ini akan berlanjut selama empat tahun. Siapkan diri kalian mendapat pelatihan dan pengasuhan sehingga nanti anda dapat menjadi abdi negara yang baik,†tegas Kapolri.Sementara itu, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengucapkan selamat atas keberhasilan para prajurit taruna Akademi TNI dan bhayangkara taruna Akpol.“Pendidikan integrasi merupakan cikal bakal dari integrasi dan soliditas TNI dan Polri. Pendidikan dasar yang ditempuh merupakan tahap awal dari pengabdian anda sebagai prajurit TNI dan bhayangkara Polri,†papar Panglima TNI.
Ditambahkan, Ditengah penanganan pandemi covid-19 yang belum berakhir, bangsa Indonesia dihadapkan dengan beragam tantangan. Dunia maya saat ini menjadi mandala perang baru yaitu perang informasi yang dapat memecah belah kesatuan bangsa.“Penanganan pandemi terhambat berbagai hoax sehingga masih ada masyarakat yang menolak divaksin, tidak mau di tes kontak erat, tidak mau memakai masker dan sebagainya,†lanjutnyaRealitas ini, lanjut Panglima TNI, harus disikapi kemampuan untuk membangun persatuan dan kesatuan sebagaimana yang telah ditunjukkan para taruna selama pendidikan dasar.“Sejarah telah membuktikan, hanya melalui persatuan dan kesatuan, bersinergi dan kerjasama, segala permasalahan bangsa dapat diselesaikan,†tegas Marsekal Hadi.