Hujan deras yang kembali mengguyur Kabupaten Kendal, Rabu (18/12) siang hingga malam menyebabkan banjir di Kecamatan Kota Kendal semakin meluas.
Sebelumnya banjir menggenangi enam kelurahan, yakni Trompo, Kebondalem, Langenharjo, Pegulon, Patukangan, dan Ngilir. Namun kemarin genagan air menyerang sembilan kelurahan.
Tiga kelurahan yang terserang banjir adalah Balok, Pekauman, dan Kalibuntu Wetan. Ketinggian air bervariasi antara 20 sentimeter hingga 60 sentimeter. Banjir yang terjadi, kemarin, juga kembali merendam Kantor Bupati Kendal dan kawasan di sekitar alun-alun, sehingga mengganggu aktivitas PNS.
Tidak hanya itu, air juga menggenangi halaman Kantor DPRD dan Kejaksaan Negeri Kendal. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal, Paul R Simamora melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Slamet mengatakan, hujan yang terjadi Rabu siang menyebabkan Kecamatan Kota Kendal termasuk lingkungan setda di kepung banjir.
Genangan air meluas merambah sembilan kelurahan dibanding banjir yang terjadi sehari sebelumnya. ‘’Sedikitinya 1.170 rumah warga terendam banjir akibat meluapnya Kali Kendal,’’ kata dia, Kamis (19/12). Dia menjelaskan, banjir terparah terjadi di Kelurahan Ngilir.
Genangan air di sana merendam 350 rumah warga. Setelah itu diikuti Kebondalem 250 rumah, Patukangan (159), Pegulon (90), Langenharjo (85), Kalibuntu Wetan (66) Trompo dan Balok (65), serta Pekauman 40 rumah warga. ‘’Ketinggian air yang merendam rumah warga bervariasi antara 20 sentimeter 60 sentimeter atau setinggi lutut orang dewasa,’’ terangnya.
Salurkan Bantuan
Slamet menyatakan, BPBD telah mendistribusikan bantuan logistik di sembilan kelurahan tersebut. Logistik yang diberikan berupa mi instan, kecap, sarden, dan saos.
‘’Bantuan logistik kami salurkan melalui masing-masing kelurahan dan jumlahnya bervariasi, sesuai kondisi di lapangan,’’ jelasnya. Amat Waluyo (43) warga Pegulon, Kendal, mengatakan, genangan air Rabu sebenarnya sudah mulai berkurang. Namun, karena siang harinya kembali turun hujan, genangan air kembali tinggi dan terus bertambah.
Dia yang mempunyai usaha persewaan play station, harus menutup usahanya untuk sementara waktu hingga banjir benarbenar surut dan rumah telah dibersihkan. Selama dua hari ini dia tidak mendapat penghasilan dari jasa persewaan play station.
‘’Saya sehari rata-rata mendapat omzet Rp 200 ribu. Namun, karena banjir, usaha harus saya tutup,’’ tuturnya yang berharap pekerjaan normalisasi di Kali Kendal bisa segera terselesaikan. Kabid Pengairan Dinas Bina Marga Sumber Daya Air Energi dan Sumber Daya Mineral Kendal, Joko Sarwono, mengatakan, banjir yang melanda sembilan kelurahan terjadi karena fenomena alam.
Menurut dia, saat ini terjadi bulan purnama, sehingga menyebabkan air laut pasang. Sementara pada saat bersamaan wilayah Kendal atas dan bawah diguyur hujan. ‘’Aliran air dari kawasan Kendal atas yang turun ke bawah dan masuk ke laut, tidak bisa semuanya tertampung, karena kondisi air laut tinggi akibat pasang,’’ katanya.
Faktor lainnya kata dia, banyak perahu di hulu Kali Kendal yang berada di Kelurahan Bandengan. Perahu-perahu milik nelayan tersebut, menggangu aliran air. Selain itu beberapa jembatan di sepanjang Kali Kendal terlalu rendah, sehingga air melimpas ke jalan.