Timah panas aparat Polsek Pedurungan bersarang di kaki kiri BSW (15), remaja yang diduga kerap kali melakukan perampasan.
Tembakan itu dilepaskan ke arah kaki karyawan bengkel tambal ban itu, setelah petugas meletupkan tembakan peringatan ke udara dua kali. Kapolrestabes Semarang Kombes Djihartono mengatakan, penindakan itu dilakukan setelah pihaknya yang saat itu menggelar operasi memergoki BSW bersama lima rekannya yang diduga hendak merampas tas serta sepeda motor seorang wanita. Aksi itu dilakukan saat mereka melintas di terowongan, Jalan Majapahit, Semarang, Minggu (9/2) dini hari.
“BSW bersama lima rekannya yang mengendarai dua motor membuntuti korban,” ungkapnya saat gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, kemarin.
Namun saat pelaku hendak menarik tas dan menghentikan laju sepeda motor korban, pihaknya yang saat itu melintas di lokasi, mengetahui tindakan pelaku.
Pengejaran
“Secepatnya kami langsung bertindak dan melakukan pengejaran,” ujarnya. Saat dikejar, para pelaku itu berusaha melawan dengan mengacungkan senjata tajam jenis parang dan celurit.
Namun perlawanan pelaku dapat diredam, meski tiga dari enam pelaku itu bisa kabur. “BSW bersama Wisnu Nugroho (31) warga Jalan Tirtoyoso, Semarang dan Indra Kisworo (37) warga Demak,” jelasnya.
Diakuinya, sebelum penangkapan itu pihaknya melepaskan tembakan peringatan. Namun, hal itu tidak dihiraukan pelaku. Hingga pihaknya mengarahkan tembakan ke arah pelaku.
Sementara itu, Wisnu Nugroho mengaku memang dia bersama lima rekannya saat itu membawa senjata tajam. Namun tidak digunakan untuk melakukan perampasa. “Parang dan celurit kami bawa untuk mencari orang yang sudah memukuli saya,” ungkapnya.
Dia bercerita, dua pekan lalu dia dikeroyok sejumlah pemuda saat berada di kawasan Pasar Waru, Semarang. “Saya ajak teman-teman untuk balas dendam,” ujarnya.
Namun saat hendak mencari orang yang telah menganiaya, mereka bertemu dengan petugas yang sedang menggelar operasi. “Kami panik jadi langsung lari,” jelasnya.
Saat bersamaan, lanjut dia, di depan mereka ada sepeda motor yang juga melintas di lokasi. “Saya tidak tahu itu cewek atau cowok, yang jelas ada motor. Kami memang beberapa kali merampas, tapi saat itu tidak,” ujarnya.
Pengakuan Wisnu dibantah oleh Kapolrestabes, sebab berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya para pelaku itu kerap kali beraksi. “Ada beberapa laporan dengan ciri-ciri seperti mereka (pelaku-red),” ungkapnya.
Dia menambahkan, sudah layaknya para pelaku itu ditangkap, sebab saat beraksi mereka tidak pandang bula. Tak hanya melukai korban, terkadang mereka juga membunuh. Untuk itu, giat operasi subuh seperti yang dilakukan kemarin akan terus berjalan.
Terkait tindakan itu, ketiga pelaku dijerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dan kekerasan serta undang-undang darurat karena membawa senjata tajam