Sebuah bungkusan berwarna cokelat yang diduga bom ditemukan di sekitar Jalan Pemuda, tepatnya di depan Balai Kota Semarang. Beberapa aparat kepolisian dari tim Gegana Satuan Brimob Polda Jateng datang ke lokasi untuk mengidenitifikasi jenis bom. Sesaat kemudian, petugas kepolisian memastikan di dalam kotak tersebut ada bahan peledak yang tidak berbahaya untuk dilakukan disposal. Kemudian salah satu anggota Gegana berpakaian body armor memasang alat disposal dan meledakkan bungkusan tersebut.
Suara keras ledakan diikuti suara alarm mobil membuat situasi semakin menegangkan. Tim Inafis kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi peledakan bom dengan sangat hati-hati. Setelah dinyatakan aman, mereka kemudian bergegas menyelesaikan misi dengan pengamanan sekitar lokasi. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Bom pun berhasil dijinakkan.
Itu merupakan adegan simulasi pengamanan Very-Very Important Person (VVIP) 2013-2014 yang dilaksanakan Polrestabes Semarang di Jalan Pemuda Semarang, Kamis (17/10). “Simulasi ini untuk mengukur kemampuan personel, peralatan, dan sistem yang digunakan dalam bertugas,” kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono ditemui sesuai penutupan acara.
Tim yang melakukan simulasi pengamanan ini merupakan tim khusus yang akan menjadi garda depan dalam upaya menghalau potensi kekacauan dan kerusuhan, khususnya menghadapi Pemilu 2014. Simulasi dimulai dengan proses pengawalan tamu kehormatan yang mendapat berbagai gangguan. Warga ikut menyaksikan aparat penegak hukum melakukan pengamanan atas kasus kerusuhan. Dalam simulasi berbagai jenis armada milik kepolisian dikerahkan, mulai dari mobil patroli, mobil barracuda, water cannon, pasukan anti huru hara, hingga mobil gegana.
Dalam kegiatan ini, pihak kepolisian mengerahkan sekitar 1.500 personel. Jalan Pemuda Semarang pun ditutup total sejak pukul 08.30 hingga sekitar pukul 10.30.
Dalam simulasi Djihartono mengatakan, pengamanan Pemilu 2014 tidak berbeda dengan pemilihan kepala daerah. Seluruh petugas tidak boleh bertindak berlebihan karena dapat memancing suasana tidak kondusif. Sejumlah hal yang perlu diwaspadai dalam pemilihan umum di antaranya kemungkinan tidak masuknya pemilih dalam daftar pemilih tetap. “Konsepnya adalah pencegahan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan seperti daftar pemilih tetap. Sementara kampanye kami perkirakan kecil kemungkinannya terjadi kerusuhan,” katanya.
Dalam penutupan simulasi pengamanan yang dihadiri sejumlah pejabat kepolisian, pejabat Pemprov Jateng, dan Pemkot Semarang tersebut, petugas kepolisian juga menunjukkan praktik pengamanan saat menghadapi kerusuhan.(SM)