|
| Polresta Surakarta berhasil menangkap komplotan pembobolan ATM yang biasa beroperasi di Jakarta, Jabar, Jateng dan Jatim serta Yogyakarta. Lima pelaku saat ini ditahan di sel Mapolresta Surakarta. Dalam jumpa pers sabtu,29 Januari 2011 kemarin Kapolda Jateng Irjen Pol Edward Aritonang didampingi Kapolresta Surakarta Kombes Nana Sudjana dan jajarannya disebutkan, para pelaku merupakan pedagang pakaian. Mereka mengaku sudah beraksi di 18 TKP. Lima pelaku tersebut adalah Edi Helmi alias Helmi (33) warga Jl Lingkungan III RT 07/03 Kelurahan Tegal Alur, Kalideres, Jak-Bar, Beni Afrizal (23) warga Bandar Kejadian Wonosobo, Tanggamus, Lampung, Mico alias Hendri (28) Bojong Menteng RT 03/01 Rawakukmbu, Bekasi, Arwansyah (22) Bandar Sukabumi Rt 02/02 Bandar Negeri Semoung, Lampung serta Irfan (36) warga Sumbersari RT 05.01 Kesiman Trawas, Mojokerto Jatim. Modus operandi yang mereka lakukan adalah datang ke tempat ATM kemudian memasang stiker hotline atau call center palsu. Tujuannya, jika ada nasabah yang akan mengambil uang dan bermasalah, menghubungi tersebut.
Selain itu, mereka juga memasukkan batang korek api ke dalam mulut ATM. ujung korek api itu berfungsi agar kartu milik nasabah yang masuk tidak bisa keluar. Ketika kartu ATM tidak bisa keluar, salah satu komplotan pelaku datang pura-pura bertanya. Setelah itu, dia meminta agar nasabah menghubungi nomor hotline yang sudah ditempel.“Yang menjadi otak komplotan ini adalah Edi Helmi alias Helmi. Dia yang bertugas untuk menempeli stiker berisi nomor hotline di ATM. Ketika nasabah menghubungi nomor, bukan petugas bank yang datang tetapi anggota komplotan itu. Sebab nomor tersebut buatan mereka,” papar Kapolda. Begitu mereka datang ke TKP, anggota komplotan itu berlagak petugas call center kemudian meminta PIN. Mereka kemudian juga mengarahkan agar nasabah ke bank terdekat. Saat nasabah pergi dan PIN sudah di tangan, mereka beraksi menguras isi ATM. Setelah berhasil menguras isi ATM, mereka pergi dan beraksi di tempat lain. “Beni bertugas menunggu di ATM, yang berjaga call center Edi, sedangkan eksekutor adalah Irfan dan Mico. Sedangkan Irwansyah bertugas sebagai driver,” jelas Irjen Pol Edward Aritonang. Aksi para pelaku ini terbongkar saat salah satu dari komplotan itu, yakni Irfan tertangkap saat beraksi di ATM BCA Apotik Jati Waluyo, Solo. Dari sinilah, empat tersangka lain ditangkap, namun tidak ada perincian dimana saja mereka ditangkap. Barang bukti yang erhasil bdiamankan dari para pelaku adalah, dua buah gergaji besi sepanjang 20 centimeter untuk mencongkel batang korek api, delapan kartu ATM milik korban, stiker call center BCA palsu, stiker call center BNI palsu serta stiker call center Bank Mandiri palsu.
“Setiap kali beraksi, maksimal para pelaku ini berhasil membobol Rp 3 juta. Yang jelas, mereka pernah beraksi di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Cilegon, Banten, Cirebon Jabar dan Solo. Kemungkinan ada TKP yang lain saat ini masih dikembangkan,” jelas Kapolda Para pelaku ini akan dijerat dengan pasal 55 KUHP jo 363 ke 4e, 5c, KUHP jo pasal 170 ayat (1) tentang Percobaan pencurian dan atau pencurian yang dilakukan bersama-sama atau lebih dengan cara membongkar atau merusak. Dalam kesempatan itu Kapolda juga berpesan agar masyarakat waspada, utamanya mereka yang tidak memahami teknologi. Sebab, rata-rata korban komplotan ini adalah mereka yang awam terhadap teknologi. Pihaknya juga berhadap agar pihak bank turun mengecek ATM, sekaligus untuk memastikan ada tidaknya stiker palsu. Atau pihak bank memberikan penyuluhan pada nasabah atau masyarakat. “Ada banyak kemungkinan bobolnya ATM ini. Pertama, sistim ATM tidak bagus, pengawasan bank kurang dan masyarakat awam teknologi,” tandas Kapolda Para pelaku sendiri mengaku, bisa melakukan itu karena belajar dari teman di Jakarta. Termasuk, membuat stiker call center yang berisi nomor palsu. .
|