•    Polrestabes Semarang = 024 - 8444444   
       Polresta Surakarta = 0271 - 716198   
       Polres Semarang = 024 - 6925666   
       Polres Kendal = 0294 - 382110   
       Polres Demak = 0291 - 685110   
       Polres Salatiga = 0298 - 326710   
       Polres Banyumas = 0281 - 622259   
       Polres Cilacap = 0282 - 544230   
       Polres Banjarnegara = 0286 - 592110   
       Polres Purbalingga = 0281 - 891110   
       Polres Pekalongan Kota = 0285 - 421692   
       Polres Pekalongan = 0285 - 382028   
       Polres Tegal Kota = 0283 - 356016   
       Polres Tegal = 0283 - 492003   
       Polres Brebes = 0283 - 671110   
       Polres Pemalang = 0284 - 325038   
       Polres Batang = 0285 - 391074   
       Polres Pati = 0295 - 381610   
       Polres Kudus = 0291 - 438110   
       Polres Jepara = 0291 - 591110   
       Polres Rembang = 0295 - 691110   
       Polres Grobogan = 0292 - 421110   
       Polres Blora = 0296 - 525110   
       Polres Sukoharjo = 0271 - 592484   
       Polres Klaten = 0272 - 321234   
       Polres Boyolali = 0276 - 321110   
       Polres Karanganyar = 0271 - 495110   
       Polres Sragen = 0271 - 891510   
       Polres Wonogiri = 0273 - 321510   
       Polres Magelang Kota = 0293 - 313134   
       Polres Magelang = 0293 - 788787   
       Polres Purworejo = 0275 - 321110   
       Polres Kebumen = 0287 - 382110   
       Polres Temanggung = 0293 - 491110   
       Polres Wonosobo = 0286 - 321110   
Jum'at, 31 January 2025

   
POJOK POLDA
DATA LAKA LANTAS TAHUN 2024
Jumlah laka: 30.571 kejadian
Korban MD:   3.309 kejadian
Korban LB :      187 kejadian
Korban LR : 35.307 kejadian



DATA KEJAHATAN MERESAHKAN MASYARAKAT TH. 2024
Perkosaan    :   229 Kejadian
Pembunuhan:    45  Kejadian
Perjudian      :   47  Kejadian
Penipuan      :   838 Kejadian
Currat       : 1.712 Kejadian
Curras     


..
Currat       : 1.712 Kejadian
Curras       :    111 Kejadian
Curranmor :   278 Kejadian
Narkoba    : 1.586 Kejadian



   
AKU CINTA POLISI
  Kapolda Jateng Terima Penghargaan Detikjateng-jogja Award 2024

  Polda Jateng terima penghargaan karena gagalkan ekspor motor ilegal

  Kabid Humas Polda Jateng menerima Piagam Penghargaan Sebagai Penyelenggara Donor Darah Terbanyak Dalam Rangka Hari Jadi Humas Polri Ke-73 Tahun 2024.

  Dit Resnarkoba Polda Jateng Terima Presisi Awar, Prestasi Terbesar Dalam 22 Tahun

   
KATA-KATA BIJAK
 
"Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak, dan jarang menghampiri penakut yang tidak berani mengambil konsekuensi".
 
   
PENGUNJUNG
 
Visitors : 20810 Org
Hits : 89269 hits
Month : 960 Users
Today : 53 Users
Online : 1 Users

 
   
 
       Berita
 
 
Razia pelajar di kota Semarang
, 09/10/2013, 07:59 WIB  dibaca 15   Bagikan

 
Sebanyak empat sekolah setingkat SMP, SMA, dan SMK di Semarang jadi sasaran razia kepolisian, Selasa (8/10). Targetnya adalah obat-obat berbahaya dan alat-alat yang sering dipakai untuk tawuran. Sebanyak 50 anggota gabungan menyisir empat sekolah tersebut. Petugas tidak menemukan obat-obatan berbahaya, tetapi beberapa alat tawuran ditemukan seperti ikat pinggang dan garpu yang dimodifikasi, pisau lipat, dan gambar berbau pornografi di handphone milik seorang siswa.
Gambar itu akhirnya dihapus oleh siswa setelah sebelumnya mengelak tak mengakui. Adapun garpu yang dimodifikasi dengan menekuk gagang agar ujungnya bisa masuk ke sela-sela jari, diamankan. F, siswa SMP itu mengaku, garpu itu ditemukan di lapangan. “Itu bukan milik saya Pak. Tadi nemu di lapangan,” katanya.
Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat Polrestabes Semarang, AKBP Nengah WD mengatakan, pelajar yang melanggar tersebut dikembalikan ke sekolah untuk mendapat pembinaan. “Pembinaan internal dari sekolah masing-masing. Kami mendukung pihak sekolah untuk menertibkan anak didik,” ujarnya, Selasa (8/10), usai razia.
Menurut Nengah, razia itu bersifat edukatif, sehingga muaranya pada pendidikan karakter siswa. Pihaknya akan meneruskan razia dan sosialisasi ke sekolah. Sebab, masih ada indikasi narkoba dan obat-obat berbahaya beredar di kalangan pelajar. “Kami pernah mendapati pelajar iuran membeli pil koplo di sekolah. Saat itu ketahuan kepala sekolah dan dilaporkan ke kami. Anak itu kami bina,” katanya.
Nihilnya temuan narkoba telah diperkirakan Nengah, karena harganya mahal. Akan tetapi pil koplo, pil buto ijo, pil beringas atau sejenisnya dapat diperoleh secara diam-diam, karena harganya masih terjangkau. Pil itu hanya sebutan yang biasanya mengarah ke pil trihexyphenidyl dan dextromethorphan (dextro) yang dikonsumsi untuk memperoleh efek halusinasi. “Mungkin pil trihex yang dimaksud. Itu kan masih ada orang-orang yang diam-diam menjualnya,” katanya.
Risiko Kecelakaan Diabaikan
Sementara itu, Satuan Lalu Lintas Polrestabes Semarang mengungkapkan, angka pelanggaran lalu lintas yang dilakukan para pelajar masih terus meningkat. Dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir ini, sedikitnya ada ribuan pelajar di Semarang melakukan berbagai pelanggaran lalu lintas.
Adapun berdasarkan catatan dari pihak kepolisian, sejumlah 263 pelajar menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Pelanggaran yang mengakibatkan laka lantas itu sepertinya tidak dapat ditekan. Meski operasi yang dilakukan aparat Satuan Lalu Lintas Polrestabes Semarang terhadap pelajar terus berjalan.
Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Windro Akbar membenarkan jika angka pelanggaran dan laka lantas yang melibatkan pelajar masih terus bergulir. Dalam hal ini, upaya mengurangi angka tersebut dengan melakukan pengarahan secara langsung ke sekolah-sekolah tak hentinya dilakukan. Sosialisasi tertib lalu lintas melalui berbagi media baik cetak maupun elektronik juga sudah berjalan. Namun, sejauh ini belum ada perubahan yang signifikan. Masih saja ditemukan pelajar berangkat sekolah menggunakan sepeda motor atau mobil. “Segala upaya pencegahan sudah kami lakukan, tapi tetap saja pelanggaran pelajar masih terjadi,” ujarnya.
Windro menyadari, untuk membuat perubahan tertib berlalu lintas tidak bisa dilakukan sendiri oleh pihaknya. Sebab, disisi lain peran orang terdekat lebih berfungsi untuk mensukseskan program tertib berlalu lintas. “Orang tua dan guru lebih berperan, tapi sejauh ini saya rasa belum berperan,” ungkapnya.
Hal itu dilihat dengan masih banyaknya pelajar yang membawa sepeda motor atau mobil ke sekolah. Sepertinya orang tua masih mengizinkan anaknya berangkat ke sekolah dengan mengendarai kendaraan sendiri. “Kami menyayangkan sikap orang tua atau guru yang masih saja membiarkan anaknya mengendarai motor sendiri meski belum memiliki SIM,” terangnya.
Seperti pada operasi yang digelar di depan SMA Karangturi, Jalan Raden Fatah, Semarang Utara, Senin (7/10) pagi. Sedikitnya ada 110 pelanggar yang terdiri atas 83 sepeda motor, 2 mobil, 17 SIM dan 8 STNK. Sementara razia pada Selasa (8/10) pelajar di sekitar SMA 6 Semarang terdapat 190 pengendara ditilang dengan pelanggaran sebagian besar tanpa SIM.
Melihat itu, Windro mengimbau baik kepad orang tua maupun guru untuk sama-sama mengentaskan tertib lalu lintas di jalan. Sebab, jika itu berjalan kenyamanan serta rasa aman di jalan raya akan tercipta. Ketua Dewan Pendidikan Kota Semarang, Rasdi Ekosiswoyo, mendukung langkah kepolisian dalam merazia. Pihaknya mengusulkan razia diteruskan hingga tidak ada lagi pelanggaran di kalangan pelajar. “Langkah preventif ini harus dilakukan dan harus kami dukung sampai nol pelanggaran,” katanya.
Penertiban ini, kata Rasdi, juga harus didukung oleh orang tua agar melarang anak untuk naik kendaraan sebelum memiliki SIM. Agar tetap bisa ke sekolah, anak diantar ke sekolah oleh orang tua.
( SM)


Berita Terkait :

 
   
 
Prediktif, Responsibilitas,Transparansi berkeadilan

Powered by Teknologi Informasi dan Komunikasi Polda Jateng - 2024, https://jateng.polri.go.id/