Bus rombongan peziarah dari Desa Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat terjun ke ladang di Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Senin (16/12) sekitar pukul 23.00. Bus Premium Passion F-7933-AA itu terbalik hingga ringsek di kedalaman sekitar tiga meter.
Akibatnya, enam penumpang tewas dan 36 lainnya luka-luka. Menurut pengakuan sopir, Ace Suherman (57), warga Desa Sukamanah, Cisaat, Sukabumi, kecelakaan itu terjadi karena rem bus terganjal botol minumannya. Akibatnya, bus tidak bisa dikendalikan saat menuruni jalan dan tikungan tajam.
”Saat minum, tiba-tiba botol jatuh. Waktu diinjak, pedal rem tidak gerak,” ujar Ace kepada penyidik Satlantas Polres Tegal. Namun, penyidik menganggap pengakuan Ace itu alibi semata. Menurut Kapolres Tegal AKBPTommy Wibisono didampingi Kasat Lantas AKP Padli, penyebab kecelakaan murni kelalaian sopir.
Apalagi, sang sopir baru kali ini melewati jalur itu. ’’Berdasarkan hasil olah TKP, tidak ada upaya pengereman oleh pengemudi. Rem kendaraan masih berfungsi,’’kata dia. Hal yang sama juga disampaikan Tim Penguji Kendaraan Dinas Perhubungan Kabupaten Tegal. Sopir tidak mengerem.
Faktor itu yang menyebabkan bus terjun bebas hingga terbalik. Bodi bus juga terbentur keras hingga atap ringsek. ’’Hasil pemeriksaan awal, sama sekali tidak ada bekas pengereman sehingga bus terjun dan membentur tanah sangat keras,” ujar penguji kendaraan, Wibowo.
Enam korban meninggal yaitu Elis (50), warga Babakan Madang; Upin (35), warga Babakan Madang; Rosidah (45), warga Ciwarongkok; Anah (45), warga Ciwarongkok; Yoyah (37), warga Cicadas; dan Nani, warga Bajeg (umur belum diketahui). Semua korban dibawa ke RSUD dokter Soeselo Slawi. Kebanyakan korban tergencet kursi dan atap bus yang ringsek.
Banyak Tikungan
Adapun sopir bus terluka pada bahu dan kepala. Setelah menjalani perawatan, dia ditahan di mapolres. Lokasi kecelakaan itu tepat di tikungan tajam jalan raya Desa Rembul. Sopir diduga tidak menguasai medan karena baru kali pertama melewati jalur tersebut. Bus diperkirakan melaju dengan kecepatan di atas 50 kilometer per jam.
Sebelumnya rombongan itu berziarah ke makam Sunan Gunung Jati, Cirebon, kemudian menuju ke Pekalongan. Senin (16/12) malam, mereka melanjutkan perjalanan dan berencana menginap di kawasan wisata pemandian air panas Guci. Dari Pekalongan, mereka menempuh jalur Pemalang-Moga-Guci.
Jalur tersebut memang dikenal cukup rawan karena jalan sempit, banyak tikungan, dan minim penerangan. Kemarin sekitar pukul 06.00 bangkai bus berhasil dievakuasi. Proses evakuasi menyebabkan arus lalu lintas di jalur provinsi penghubung wilayah Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang itu macet.
Hal itu diperparah dengan kerumunan puluhan warga yang menonton di sekitar lokasi. Tiga mobil derek sekaligus dikerahkan karena tebing ladang cukup curam. Petugas derek membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk mengangkat bangkai bus. Setelah itu, kemacetan kembali terjadi saat mobil derek membawa bus yang ringsek itu menuju ke Slawi. K
arena jalan sempit, iring-iringan tiga mobil derek dan bangkai bus menyebabkan penumpukan kendaraan di sepanjang jalur Bojong-Slawi.