|
| BREBES - Antrean kendaraan besar dan kecil (pribadi) dalam sepekan ini menjadi pemandangan keseharian di ruas pintu keluar-masuk Tol Pejagan, Tanjung Brebes. Antrean itu pada jam tertentu bisa mencapai enam kilometer dari pintu keluar tol, hingga pertigaan Pejagaan.
Kemacetan di ruas pintu keluar-masuk tol itu, dipicu oleh kerusakan badan jalan dari arah Pejagan ke selatan, hingga pintu masuk tol Pejagan - Kanci. Di tengah upaya perbaikan dari Bina Marga Provinsi, menjadikan arus makin menumpuk.
Selain itu, semua kendaraan ke arah selatan, Purwokerto dan Yogyakarta dari pintu keluar tol tidak diperkenankan melewati jalur alternatif Ketanggungan, akibat adanya longsor di tanjakan Siregol, Desa Kutamedala, Tonjong, Brebes. Kondisi semakin parah, karena arus lalu lintas pantura Tanjung - Cirebon, khususnya di pertigaan Gebang dilakukan buka tutup untuk semua jenis kendaraan dari barat dan timur. Hal itu terpaksa dilakukan, karena sedang ada pekerjaan pembangunan fly over di ruas tersebut.
\'\'Karena ada buka tutup lalu lintas kendaraan, baik kendaraan dari barat maupun timur, para pengemudi memilih lewat tol Pejagan - Kanci,\'\' ujar petugas di Pos Pejagan, Brebes.
Penumpukan arus ini kerap memusingkan pemakai jalan. Tak jarang para sopir yang kecapaian memilih istirahat di ruas pintu masuk tol, sambil menunggu lalu lintas normal. Banyaknya pengemudi menghentikan kendaraan, menyebabkan banyak pedagang di pintu tol mrema karena banyak pula yang membutuhkan makanan dan minum. Bahkan, belakangan muncul pedagang asongan di sepanjang jalan. Dibuat Pusing Kapolres Brebes AKBP Beno Louhenapessy Sik MH melalui Kasatlantas AKP Matrius SIK mengakui, kerap dibuat pusing dengan kemacetan bekepanjangan di ruas pintu tol hingga pertigaan Pejagan. Setiap hari, selama 24 jam sebanyak 16 petugas diturunkan di lapangan untuk mengurai kemacetan tersebut. Bahkan, dia bekerja sama dengan Pusat Manajemen Lalu Lintas Nasional guna mengatasi masalah ini.
Menurut dia, sesuai program pengembangan tol, pintu tol sebenarnya berada di Klampok, Kecamatan Wanasari, namun karena pembangunan tol baru sampai Pejagan, maka menimbulkan persoalan tersendiri. Kasatlantas juga menyebutkan, selain persoalan jalan rusak, pengalihan arus kendaraan jalur selatan ke pantura, dan sistem buka tutup di Gebang, kemacetan juga dipicu oleh perlintasan kereta api Pejagan. Di perlintasan itu, selama 24 jam terdapat 48 kali kereta api lewat, yakni, siang hari 12 kali dan malam hari 36 kali.
Ketika kereta api lewat, paling cepat lima menit sampai 10 menit kendaraan tertahan tidak bisa lewat jalan ke arah pintu keluar masuk tol. Akibatnya, arus kendaraan makin menumpuk.
|