Seorang tahanan yang mendekam di Kepolisian Sektor (Polsek) Gunungpati, Semarang, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara membakar diri.
Tahanan tersebut bernama Ficky Scormanianto (34), warga Jalan Condro Kusumo, RT 05, RW 04, Bongsari, Semarang Barat.
Tahanan yang terjerat kasus pencurian dan penggelapan sejumlah sepeda motor itu mengalami luka bakar serius di sekujur tubuhnya hingga akhirnya meninggal pada Kamis (11/10) dini hari.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa itu terjadi pada Rabu (10/10) pukul 02.00. Dia diduga membakar badannya dengan menggunakan korek api dan bensin. Bensin itu didapat dari sepeda motor (barang bukti) yang terletak di depan selnya.
Kejadian itu menggegerkan petugas Polsek Gunungpati. Mereka kemudian membawa Ficky ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ungaran dan Rumah Sakit Bhayangkara. Lalu, dirujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung.
Setelah menjalani perawatan intensif selama sehari, nyawa ayah satu anak ini tidak tertolong. Ficky meninggal pada pukul 00.00 saat ditunggui ibunya, Siti Sarmiyati.
Kematian Ficky dengan cara tragis itu sangat disayangkan oleh pihak keluarga dan tetangga. Mereka menilai sistem keamanan di kantor kepolisian tersebut buruk dan perlu diperbaiki supaya kejadian serupa tidak terulang. Sarmiyati mengungkapkan, sebelum kejadian itu dirinya bersama tetangganya menjenguk putra bungsunya itu pada Senin (8/10) sekitar pukul 11.00. ”Saya bawakan makanan, rokok, dan korek api. Saat itu, kondisinya sehat. Dia juga menghibur saya supaya tenang,” katanya di sela-sela prosesi pemakaman, kemarin.
Dalam percakapan singkat itu, Ficky yang ditangkap polisi pada Selasa 18 September itu mengatakan, selama ditahan mendapat perlakukan baik dari pihak kepolisian. Hal itu membuat dirinya merasa tenang dan yakin anaknya baik-baik saja sebelum ditinggal pulang. Namun, dia terkejut didatangi sejumlah polisi, Rabu (10/10) sekitar pukul 06.00. Polisi mengabarkan Ficky sakit dan dirawat di RSI Sultan Agung. ”Petugas itu hanya bilang kalau anak saya sakit dan saya diminta ke rumah sakit,” katanya. Setiba di rumah sakit, dia kaget melihat kondisi tubuh anaknya yang penuh dengan luka bakar. Dia baru tahu jika anaknya berusaha bunuh diri dengan menyiramkan bensin ke tubuh. ”Saat itu, Ficky masih sadar dan sempat meminta maaf kepada saya,” ungkap Sarmiyati sedih. Pensiunan sipir Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wanita Bulu ini lega ketika melihat kondisi anaknya berangsurangsur membaik.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Kondisi Ficky berubah kritis dan akhirnya meninggal. Kapolsek Diperiksa Ketua RT 04 RW 05, Jalan Condro Kusumo, Bongsari, Semarang Barat, Slamet Santoso mengatakan, warga mendapat kabar Ficky meninggal sekitar pukul 00.30. ”Kami dikabari melalui telepon dan diminta mempersiapkan perlengkapan pemakaman Ficky,” kata Slamet.
Jenazahnya tiba di rumah duka sekitar pukul 06.00 dan dimakamkan pada pukul 11.00 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gedungbatu. Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan anggota provost untuk melakukan penyidikan terkait kejadian tersebut. ”Secepatnya Kapolsek Gunungpati Kompol Purwanto dan petugas jaga akan kami panggil untuk diperiksa,” terangnya.
Dia mengatakan, kejadian ini tidak lepas dari kelalaian pihak Polsek Gunungpati, terutama polisi yang bertugas pada saat itu. Namun, pihaknya akan mengkajinya lebih dalam. Dugaan sementara, Ficky nekat mengakhiri hidupnya karena malu dengan rekan-rekannya lantaran mengetahui dirinya masuk penjara. ”Waktu digelandang ke Mapolsek Gunungpati, dia bertemu dengan teman temannya. Hal itu membuat dia malu. Atas kejadian itu, petugas jaga sudah berusaha membawa ke rumah sakit untuk menolong, namun nyawanya tidak terselamatkan,” katanya. (SM)