Acara tersebut mengusung tema “Penanggulangan, Pencegahan, dan Penindakan Radikalisme dan Terorisme”.
“Saya merasa bahagia sekali dan bangga karena Majelis Ulama Indonesia khususnya Jawa Tengah dan jajarannya ini sudah menginisiasi kegiatan ini dengan tema “Pencegahan Radilakisme dan Terorisme di Jawa Tengah,” tutur Kapolda Jateng.
Ada kesulitan-kesulitan dari Kepolisian dan TNI barangkali juga Kementrian Agama untuk mengatasi, merubah doktrin kepada anggota kelompok terorisme.
“Ini sangat sulit sekali karena yang diikuti yang dipatuhi hanya uztadnya saja yang bersifat eksklusif.
Termasuk saya pernah bercerita, bahwa napi-napi teroris yang sekarang sudah ada di lapas, napi perempuan saja, setiap aktivitasnya terus diikuti aktivitas-aktivitasnya, kalau dari luar mereka tidak mau,” ujar Jenderal Bintang Dua tersebut.
Kapolda menegaskan, yang perlu dari moment yang bagus ini adalah, jangan sampai umat kita yang belum tahu terkontaminasi dengan ajara-ajaran kelompok tersebut, ajaran-ajaran radikal, ajaran-ajaran terorisme itu yang perlu kita rumuskan.
Karena ini terus disebarkan melalui media sosial dengan ajakan dan ini masif sekali.“Oleh karenanya forum ini nanti untuk meluruskan.
Perannya Majelis Ulama adalah untuk melayani dan menjadi perpanjangan tangan umat ke pemerintah untuk beribadah. Oleh karenanya saya harapkan umat-umat tidak terpengaruh oleh kelompok-kelompok radikal,” tutup Kapolda Jateng.