|
| Polres Sukoharjo sudah mengantongi identitas salah satu warga Kota Makmur yang diduga sebagai komandan Islamic State (IS) atau ISIS yang membawahi Sukoharjo dan Solo.
“Kami sudah punya identitasnya (komandan), termasuk lima orang yang diduga anggotanya. Mereka menginduk dengan kelompok yang ada di Solo,’’ ungkap Kapolres Sukoharjo AKBP Andy Rifai, usai acara sosialisasi bahaya IS pada seluruh Kepala SMA sederajat di GSP Setda kemarin.
Kendati demikian Kapolres enggan mengungkapkan identitas mereka. Hanya saja, berdasarkan kabar yang berhembus, salah satunya adalah dosen tidak tetap salah satu perguruan tinggi swasta.
Menurut Kapolres, untuk wilayah Sukoharjo dan Solo, pentolannya sudah beda dengan daerah lain, seperti Karanganyar. “Kemarin malam, kami monitor ada di Solo. Mereka kumpulnya di masjid Solo.”
Terkait dengan daerah yang menjadi pusat pemantauan, Kapolres menjelaskan seluruh wilayah. Namun yang mendapat perhatian khusus ada di daerah Cemani, Kecamatan grogol. Terlebih, beberapa hari lalu terdampat gambar atau simbol IS di sana. Salah satunya di tembok sebuah perusahaan yang kemudian dihapus Satpol PP.
Minim
Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengatakan, pihaknya sengaja mengundang para kepala sekolah khususnya tingkat SMA sederajat, agar mereka mendapatkan pengertian apa itu IS. Diharapkan, dengan penjelasan dari Polres dan Kodim guru bisa menyampaikan pada anak didik mereka.
“Siswa SMA sederajat itu sangat mudah terpengaruh hal yang baru. Terlebih jika pemahaman mereka tentang agama, minim. Karena itu sebagai antisipasi agar ideologi IS tidak masuk pada mereka, kami kumpulkan kepala sekolahnya,” jelas Bupati.
Selain Kapolres, dalam kegiatan itu juga hadir Komandan Kodim 0726/Sukoharjo serta pejabat Muspida Sukoharjo lainnya. Sebelum sosialisasi dimulai, para peserta disuguhi video aktivitas ISIS yang telah ditayangkan sebuah televisi swasta nasional. |